Kata
selembar kertas seputih salju, “Aku tercipta secara murni,
Karena
itu aku akan tetap merniselamanya.
Lebih
baik aku dibakar dan kembali menjadi abu putih daripada
Menderita
karena tersentuh keelapan atau
Didekati
oleh sesuatu yang kotor.”
Tinta
botol mendengar kata kertas itu. Ia tertawa dalam hatinya
Yang
hitam, tapi tak berani mendekatinya.
Pensil-pensil
beraneka warnapun mendengarnya , dan
Merekapun
tak perna mendekatinya. Dan selembar
Kertas
yang seputih salju itu tetap suci dan murni
Selama-lamanya
suci dan murni dan kosong.
Analisis
Puisi (Kata Selembar Kertas Seputih Salju)
Dalam
puisi karya Kahlil Gibran yang berjudul “KATA SELEMBAR KERTAS SEPUTUH SALJU”
ini beliau mengambarkan sosok seorang manusia yang baru diciptakan, yang belum
tenoda oleh apapun, yang masih bersih belum berlimangan dosa, dan dalam puisi
ini dia berharao pada akhir ayatnya nanti, dia kebali dengan keadaan bersih.
Dalam realitanya puisi ini ingin menyindir
para individu-individu yang berada di muka bumi ini yang banyak
bergelimangan dosa dalam kehidupan sehari-harinya, bagi mereka yang tidak bisa
mengendalikan diri mereka sendiri akan merasakan hal tersebut. Terlihat dalam
lirik puisi di atas “ lebih baik aku dibakar dan kembali menjadi abu putih dari
pada menderita karena tersentuh kegelapan atau didekati oleh sesuatu yan
kotor.”
Dalam
puisi “ Kata Selembar Kertas Seputih Salju” karangan Khalil Gibran ini
menggunakan tipografi puisi dalam bentuk umum dengan menggunakan system kalimat
umum dengan menggunakan system kalimat dalam bentuk lirik dan bait, ada juga
dipadukan dengan tipografi dalam bait simantik, tipografi ini bersifat umum,
karena tidak begitu banyak kerumitan dalam penulisan puisi ini. Sehingga
membuat para pembaca mudah untuk memahami makna yang hendak disampaikan penyair
dalam puisi itu.
Puisi karya
Khalil Gibran ini banyak terdapat pencitraan-pencitraan dan gaya bahasa,
hal ini sesuai dengan kepribadian pengarang “ Khalil Gibran” itu sendiri yang bersifat sangat puitis, kepuitisan itu terlihat pada beberapa frase dalam beberapa bait. Pencitraan yang
digunakan pengarang disini terdiri dari, pencitraan pendengaran yang
digabungkan dengan pencitraan
penglihatan yakni “ tinta botol mendengar kata kertas itu” dan “ selama-lamanya suci dan murni dan kosong”.
Dalam gaya bahasa puisi ini memiliki majas
personofikasi yaitu “ kata selembar kertas seputih salju” kemudian pengarang juga menggunakan majas
metafora “ menderita karena tersentuh
kegelapan”.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar