Rabu, 26 Februari 2014

Gantungan kunci “Aku bagaikan pegangan dalam kehidupan”

1.     Pengertian
Gantungan kunci, bagaikan kita dengan orang tua kita. Karena ingin mendapatkan ridhonya Allah untuk mendapatkan kebahagiaan atau keindahan didunia, kita wajib bergantungan kepada oring tua kita, karena ridhonya orang tua ridhonya Allah.

2.     Konsep
Gantungan kunci, kita bagaikan (kunci), gantungan bagaikan (orang tua), maka berpegang teguhlah kepada kedua orang tua kita, karena ridhonya orang tua adalah ridhonya Allah.

3.     Definisi
Gantungan kunci adalah alat untuk menggantungkan kunci, walaupun terbuat dari kayu, plastic, atau logam, bentuknya bermacam-macam tempatnya untuk menggantungkan kunci. Apa pun latar belakang orang tua kita wajib berbakti kepadanya.

4.     Tujuan
1. Gantungan memberikan kepada kunci agar disekelilingnya memuji dengan               menyapanya “begitu bagus gantungan kunci ini”
2. Hal yang paling penting berbakti kepada orang tua kita (kunci), sehingga orang tua akan memberikan do’a atau ridho yang lebih manjur untuk kita (gantungan).
Dalam hal ini kita akan memperoleh hal yang baik didunia maupun diakhirat dengan tenang.
a. Kemakmuran yang akan terjadi dalam kehidupan kita nanti.
b.Bisa memiliki umur yang panjang bagi orang tua.
c. Perasaan kita dan orang tua kita semakin menyatu walaupun kita berjauhan.

Kepala

1.            Pengertian
Kepala merupakan salah satu organ tubuh kita yang sangat penting dalam kehidupan kita, yang walaupun tidak begitu bulat. Alhamdulilah dengan bersyukur lengkap ada mata, anis, hidung, mulut, bibir, telinga, rambut, pipi, dagu, kening dll.

            2.            Konsep
Kepala kita merupakan bagian penting yang didalamnya terdapat otak yang mengatur system kerja berfikir dan pituitary berfungsi mengatur organ-organ tubuh kita yang utama bagian kepala kita dll yang harus kita jaga.

3.            Definisi
Kepala adalah bagian tubuh di atas leher, menempatkan posisi paling atas didalamnya terdapat otak, pusat jaringan syaraf dan beberapa pusat indra, oleh karenaya otak yang dapat memerintah anggota tibuh lainnya.

4.            Tujuan
Kepala untuk menjaga otak kita agar selalu berfikir positif dan mata, hidung, mulut, telinga agar berfungsi dengan baik.

Rabu, 19 Februari 2014

Pencuri itu berlari

 "Pencuri itu berlari"
       Rudy menjerit. Kemudian Ibu muncul.
       "Kenapa, Rudy?"
       "Lihat, Bu! Pencuri itu berlari, Bu. Dicuri!"
       Sejenak Ibu tidak berkata apa-apa. Ibu juga heran, si pencuri itu begitu cepat berlari dan teliti memetik jambu itu satu per satu buah sampai tandas. Ibu tahu betapa kecewanya Rudy.
       "Sudahlah, Rud, kamu petik yang di pohon satu lagi. Yang itu kan tidak dicuri sebuah pun!"
       Rudy menuruti kata-kata ibunya tanpa bicara. Untung ia punya dua pohon jambu. Keduanya berbuah lebat. Anehnya si pencuri itu berlari hanya menyikat pohon yang satu saja, sedangkan yang satu lagi sama sekali tidak disentuh.
       "Pencuri itu berlari aneh," kata Ibu.
       "Pencuri keterlaluan!" kata Rudy.
       Ayah cuma tersenyum. Tetapi sebenarnya ia pun ikut berpikir keras. Keningnya berkerut.
       "Ayah tahu pencurinya?" tanya Rudy.
       "Mana Ayah tahu? Kalau tahu, tentu Ayah tangkap, Rud."
       Sebagian jambu petikan Rudy dibuat manisan oleh Ibu. Rudy sendiri mengundang teman-temannya untuk pesta rujak.
       Rudy menceritakan amblasnya buah jambunya semalam kepada teman-temannya. Suaranya berapi-api. Matanya sesekali membelalak dan menyipit, memperlihatkan kejengkelannya.
       "Kalian tahu tidak, akan kuapakan pencuri itu yang berlari tadi kalau tertangkap?"
       Teman-temannya tak bisa menjawab, atau memang tak tertarik. Mereka lebih tertarik mendengarkan cerita Rudy yang tampaknya lebih seru daripada kejadiannya sendiri.
       "Akan kupukuli sampai terampun-ampun!"
       Tepat setelah rudy mengatakan itu, bumbu rujak buatan Keke siap untuk dihidangkan. Tanpa menunggu lagi semuanya mencomot irisan jambu dan buah lainnya. Mencelupkannya ke bumbu yang kental dan pedas itu. Segera semua melupakan cerita Rudy.
       Setelah pesta yang seru itu usai Kiki mengatakan sesuatu kepada Rudy. Suaranya perlahan, tampangnya serius.
       "Kulihat pohon jambumu yang satu lagi belum dipetik seluruhnya. Aku rasa sebaiknya dipetik habis saja, supaya si pencuri itu tidak menyikatnya lagi nanti malam."
       Namun Rudy berpikir lain. "Aku ingin tahu siapa pencurinya." "Aku ingin ikut, Rud. Boleh, ya?" kata Kiki bernafsu.
       Rudy mengangguk-angguk.
       Malam itu Kiki berada di rumah Rudy. Mereka tidak tidur. Setelah ayah dan ibu Rudy tidur mereka justru mengendap-endap ke pintu belakang, dan mengintai kebun yang gelap.
       Lama sekali mereka menunggu sampai tubuh terasa pegal.